Mereka yang berkuasa

Ada kalanya bagi mereka yang sudah sekian lama menjadi bagian dari kaum mayoritas yang dominan dan berkuasa, seakan menjadi sulit menerima kenyataan ketika suatu saat harus turun dari posisinya.
Sekian tahun mendominasi, mereka melihat kondisi yang ada sebagai kesempurnaan kekuatan mereka dalam menghadapi segala bentuk permasalahan.  Segala bentuk yang muncul bisa diyakinkan sebagai bentuk kreatifitas yang maksimal, manajerial yang sempurna, ide yang brilliant karena merasa tidak ada pembanding yang pantas.  Dan berbagai bentuk asumsi-asumsi lainnya yang lebih dekat dengan kesombongan dibanding mempunyai semangat untuk mempertahankan dengan cara-cara yang bijak dan fair.


Apa yang terjadi kemudian tatkala mereka melihat penurunan kemampuan, penurunan kedigdayaan, penurunan kualitas ?
Sedikitnya tidak ada upaya berpikir yang rasional mencoba menganalisa kondisi yang ada, mencoba menemukan akar masalah satu persatu dan merangkainya menjadi sebuah pilihan atau opsi penyelesaian.
Seringkali menjadi apatis dan mencari solusi instan yang dianggap mudah dan jitu, tidak berpikir secara detail dan lebar sesuai dengan keluasan situasi dan kondisi.


Menjadi aneh, ketika kemudian mereka menganggap tawaran-tawaran penyelesaian yang sebenarnya sudah teruji di dunia lain dianggap sebagai bentuk caci maki mengolok-olok keberadaan mereka.  Tidakkah mereka menempatkan pemikiran jernih sebagai modal dasar, mengembalikan perasaan berpengharapan yang berlebihan menjadi perasaan yang bisa memaklumi kondisi riil? 


Hingga kemudian mereka makin larut dalam kebingungan menghadapi keruwetan masalah yang bertumpuk, bersinergi dengan masalah lain membentuk masalah baru.  Akankah mereka akan menyadarinya? atau masih menggemari solusi-solusi instan yang hanya jitu secara teori namun tidak layak dalam pelaksanaannya?


 

Comments

Popular Posts