Keputusan yang berani

Memang ada kalanya pekerjaan harus berhenti namun bukan berarti pintu rezeki tertutup. Allah telah menentukan jalur rezeki untuk siapapun.  Dan Allah pula telah menentukan jalan mana yang baik, jalan mana yang buruk melalui firman-firman-Nya yang menjadi petunjuk manusia.  Tidak sekedar hasil saja yang bisa dinilai namun proses pun dinilai.
Perlu kesabaran dan keteguhan untuk tidak terpengaruh hal-hal buruk.  



Semoga bukanlah keputusan emosional semata.  Tetap harus melalui pertimbangan yang matang.
Sambil berharap untuk tidak melakukan kesalahan yang fatal, kesalahan karena mengorbankan nilai-nilai kebaikan.
Bagi beberapa orang, sudah terbiasa mengaburkan nilai-nilai kebaikan dan mengambil jalan keburukan sekedar untuk mendapatkan rezeki.
Dan rezeki dari pekerjaan di satu perusahaan bukanlah jalan satu-satunya, masih banyak perusahaan yang menjalankan bisnis dan operasionalnya dengan cara yang baik.  Dimana nilai-nilai penghargaan terhadap kemanusiaan, kejujuran masih dinomor satukan.
Seberapa besar kesempatan mendapatkan pekerjaan baru insyaallah Allah telah mengatur melalui kehendak-Nya.  Tak sedikitpun menciutkan nyali untuk mengambil keputusan tersebut.



Semoga bukanlah keputusan yang egois.  Menjadi bagian dari komunitas social terkecil yaitu keluarga, akan banyak jenis dan motif kebutuhan dari masing-masing anggota keluarga.  Baik kebutuhan fisik (sandang pangan dan papan) maupun non fisik (sosial, pendidikan, keamanan, kenyamanan, dan lain-lain).

Jika kemudian untuk beberapa waktu harus dilalui tanpa pekerjaan, mungkin disaat itulah akan mendapatkan pelajaran penting, mungkin tentang kesabaran, mungkin tentang kegigihan untuk belajar memperbaiki diri dan menambah kemampuan.

Jalan kebaikan tidak selalu berupa jalan yang mudah.  Yang membedakan kemuliaan seseorang adalah keteguhan dalam menjalankan kebaikan disetiap langkah hidupnya.  Perlu banyak perjuangan untuk bisa menegakkan kebaikan.

Bagaimana halnya dengana ketakutan? ketakutan itu pasti ada, seperti tidak lagi bekerja, tidak lagi mendapatkan penghasilan tetap, tidak lagi bisa menabung, tidak bisa lagi nyaman dengan pengeluaran harian yang akan tetap muncul, tidak lagi bisa meneruskan karir atau ketakutan harus memulai karir dari awal dan sebagainya.  Namun ini bukan akhir dari segalanya, kesempatan berusaha masih luas, luasan dimana rezeki itu ada masih sangat ada.  Allah tidak menyempitkan sesuatu kecuali manusia yang menyempitkannya sendiri.


Sebaliknya Allah mempunyai ketidakterbatasan yang manusia sering tidak mengetahui atau melupakannya. Perjalanan waktu juga masih panjang, tidak bisa dipendekkan ataupun diperpanjang karena itu sudah menjadi kehendak-Nya.





Comments

Popular Posts